Manado, KabarKawanua – Dalam rilis Pemerintah Kota Manado terkait penyaluran bantuan sosial dana lansia yang direalisasikan sejak Tahun 2018 hingga Tahun 2020, diduga terjadi perbedaan angka dan nilai rupiah yang diterima setiap warga Lansia penerima bantuan program pemerintah Kota Manado dibawah kepemimpinan Walikota Vicky Lumentut.
Berdasarkan data yang dipublikasikan pemerintah kota, pada Tahun 2018 merealisasikan dana Lansia sebesar 2.500.000.000 untuk 10.000 jiwa. Dan berdasarkan informasi yang dihimpun, masing-masing Lansia menerima 250.000 rupiah.
Perbedaan jumlah total anggaran realisasi dana Lansia, mulai tampak terlihat pada data yang dirilis pemerintah Kota Manado untuk penyaluran di Tahun 2019.
Sesuai data yang dipublis pemerintah kota, tahap pertama di Bulan Juli Tahun 2019, sebanyak 15 ribu Lansia menerima masing-masing 500.000 rupiah dengan total pengeluaran pemerintah sebesar 9.200.250.000 rupiah.
Setelah dijumlahkan nilai yang diterima Lansia dan banyaknya penerima, seharusnya pemerintah hanya mengeluarkan anggaran sebesar 7.500.000.000 rupiah. Sehingga terdapat selisi sebesar 1.700.250.000 rupiah.
Sementara itu, pada data tahap kedua di Bulan Desember Tahun 2019, pemerintah kota mengeluarkan anggaran sebesar 20.240.250.000 rupiah untuk 33.000 Lansia, dengan masing-masing mendapat 750.000 rupiah.
Setelah dijumlahkan kembali, seharusnya anggaran yang dikeluarkan pemerintah kota untuk dana Lansia tahap dua di Tahun 2019, sebesar 24.750.000.000 rupiah. Sehingga terdapat selisi sebesar 4.509.750.000 rupiah.
Terjadi perbedaan data juga pada penyaluran dana Lansia tahap satu kloter pertama di Bulan Juli Tahun 2020. Pada postingan akun resmi pemerintah Kota Manado di media sosial Facebook di tanggal 21 juli 2020, pemerintah kota menyalurkan 500.000 rupiah kepada setiap Lansia yang berjumlah 37.307 jiwa, dengan total anggaran 18.653.500.000 rupiah.
Data berbeda dipublikasikan pemerintah kota pada laman Facebook yang sama pada tanggal 8 November 2020. Pada postingan itu berisi informasi pemerintah kota akan kembali menyalurkan dana Lansia yang disertai flyer data jumlah penerima dan total anggaran sejak Tahun 2018 hingga tahun 2020. Tercantum juga flyer realisasi dana Lansia tahap pertama Tahun 2020.
Pada salah satu flyer mencantumkan data realiasi dana Lansia tahap pertama di Bulan Juli Tahun 2020, penerima berjumlah 37.037 jiwa dengan masing-masing menerima 500.000 rupiah, sehingga total anggaran sebesar 18.518.500.000 rupiah.
Sementara, Flyer kedua berisi data penerima berjumlah 38.702 jiwa dengan total anggaran tersalur SP2D sebesar 16.630.000.000 rupiah. Kesenjangan tampak terlihat ketika jumlah penerima dibagi dengan total anggaran dan hasilnya, masing-masing Lansia hanya menerima kurang lebih 429.693 rupiah. Dan ketika jumlah penerima dikalikan nilai rupiah yang diterima setiap Lansia, seharusnya berjumlah 19.351.000.000 rupiah. Sehingga terdapat selisi sebesar 2.721.000.000 rupiah.
Ketika dimintai tanggapan atas temuan media, anggota DPRD Kota Manado Jeane Laluyan mengatakan, pihaknya akan meminta klarifikasi secara resmi kepada pemerintah kota.
“Kami akan mencari tahu data dan mempelajari dengan saksama. Setelah membaca berita ini, masyarakat akan membantu menghitung dan mengaudit data-data tersebut. Karena data-data itu resmi dari pemerintah kota,” ungkap Laluyan.(red)