KabarKawanua.com, SITARO – Air pasang dan Gelombnag tinggi yang terjadi pada 16-17 Januari lalu, ternyata merusak rumah warga yang ada di daerah pesisir dua Kelurahan, yakni Kelurahan Bahoi dan Kelurahan Balehumara.
Dengan adanya musibah ini, Pemerintah Kabupaten Kepulauan SITARO langsung mengambil langkah hebat, dengan memberikan bantuan kepada para korban, melalui Pemerintah Kelurahan.
Sayangnya, upaya yang diambil Pemerintah Kabupaten SITARO, untuk membantu dan meringankan beban para korban, ternyata berbanding terbalik dengan realisasi di lapangan, dimana pembagian bantuan kepada masyarakat Kelurahan Balehumara, nyatanya tidak merata seakan pilih kasih.
Saat hal ini dikonfirmasikan kepada Kepala Kelurahan Balehumara, Djofly Muloke, dirinya mengatakan bahwa pendataan rumah warga yang menjadi korban terjangan ombak lalu, dilakukan oleh saudara Adam selaku petugas BPBD, didampingi Babinsa Kecamatan Tagulandang, kemudian datanya dikirim ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten SITARO.
“Luapan air akibat gelombang pasang yang terjadi lalu, memang menyisakan luka yang mendalam bagi warga Kelurahan Balehumara, karena mereka menderita kerusakan dan kerugian materil. Musibah ini terjadi di lingkungan 1 dan 2, sedangkan lingkungan 3 dan 6 tidak ada dampak sampai kerumah warga,” ujar Djofly.
Mengenai data yang di kirim ke BPBD kabupaten, setelah dikonfirmasi kepada petugas BPBD Tagulandang, Adam menjelaskan bahwa dirinya hanya menjadi penghubung, sedangkan yang mendata adalah pihak Kelurahan.
“Data yang dikirim ke kantor BPBD kabupaten itu bedasarkan data yang diberikan pihak kelurahan, bukan dari kami selaku petugas BPBD, kami hanya sebagai penghubung agar data-data yang diberikan pihak kelurahan bisa sampai ke kantor BPBD kabupaten,” jelas Adam.
Berdasarkan informasi yang dihimpun KabarKawanua.com, Kamis (4/2/2021). Luapan air laut akibat gelombang pasang, terjadi di lingkungan 1,2 dan 3, namun pihak kelurahan balehumara hanya berfokus pada lingkungan 1 dan 2 saja, sehingga data yang dikirim ke pihak BPBD kabupaten hanya data rumah warga yang ada di lingkungan 1 dan 2 saja.
“Saya sudah hubungi lurah lebih dari 10 kali saat kejadian, tapi sayangnya tidak ada respon dari Lurah. Bukankah disaat seperti itu, kehadiran Lurah sebagai Pemimpin Keluarahan bisa menjadi penghibur juga bentuk suport moril bagi kami warga yang tertimpa musibah, jangan pilih kasih,” ungkap salah satu warga Lingkungan 3, sembari menambahkan, harusnya Lurah bisa memgambil keputusan yang bijak, jangan malah saling menyalahkan, karena warga Lingkungan 3 juga butuh perhatain dari pemerintah.(Olyvander)