Kabarkawanua, Minut– Akhir-akhir ini cukup banyak orang tua murid mengeluh dengan kebijakan yang membebankan biaya untuk kepentingan sekolah.
Padahal, sudah berbagai inovasi bantuan dikucurkan Pemerintah Pusat untuk kelancaran kegiatan belajar mengajar (KBM), dan bahkan ada juga dana BOS di bidang Pendidikan, sehingga bisa membantu seluruh anak yang kurang mampu agar tidak putus sekolah.
Namun berbeda yang terjadi di Kabupaten Minahasa Utara, dimana kerap kali dimanfaatkan oknum tidak bertanggung jawab, dengan menerapkan aksi tidak terpuji seperti modus pungutan liar mengatasnamakan kesepakatan bersama.
Seperti yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tumaluntung yang dikeluhkan orang tua murid atas dugaan pungutan liar yang dialaminya.
“Setiap siswa diharuskan membayar Rp 100 ribu untuk memenuhi hasil kesepakatan yang disepakati pihak sekolah bersama orang tua murid melalui komite sekolah. Padahal kita tau bersama s kata orang tua murid yang meminta namanya tidak dimediakan.
Dia menjelaskan, kesepakatan yang dibuat terkait pelaksanaan lomba antar kelas di SDN Tumaluntung dalam rangka memperingati perayaan 17 Agustus.
“Karena ada pelaksanaan lomba antara kelas, maka setiap siswa diminta membayar Rp 100 ribu. Bagaimana dengan kami keluarga tidak mampu dan tidak berkesempatan hadir saat kesepakatan tersebut disetujui? Ya, kalau orang tua murid pekerjaannya Anggota dewan mungkin tidak komplain dengan hal ini, tapi bagaimana dengan kami? Apakah ini tidak masuk kategori pungli, karena harus dibebankan kepada siswa, bahkan diminta deadlinenya tanggal 13 Oktober 2023 dimana momentumnya tidak lagi pada bulan agustus. Padahal yang kita tau untuk kegiatan sekolah itu sudah ada danya di BOS,” keluhnya seraya menambahkan, diera kepemimpinan Kepala sekolah sebelumnya untuk kegiatan-kegiatan sekolah seperti ini tidak ada permasalahan.
Sementara itu Kepsek SDN Tumaluntung Yunike Paulus, Kamis 12 Oktober 2023, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan menampik adanya informasi terkait pungutan liar tersebut.
“Tidak ada pungutan, informasi yang beredar itu tidak benar. Saya sudah konfirmasi kepada seluruh guru yang ada di sekolah ini,” katanya seraya mengumpulkan seluruh guru disekolah untuk dimintai keterangan.
“Tidak ada pungutan, silahkan diperiksa WhatsApp grup kami, kalau ada chatingan seperti itu,” tegasnya yang diikuti beberapa guru lainya.(red)