Manado, KabarKawanua – Makin menurunnya tingkat penggunaan Angkutan Umum konvensional (Mikrolet), akibat kalah bersaing dengan angkutan yang berbasis aplikasi, akhirnya membuat Organda Kota Manado harus mengambil langka inovatif.
Hal ini terungkap dalam rapat koordinasi (Rakor) bersama pemilik angkot dan Ketua-ketua basis dari 14 trayek yang ada di Kota Manado. Beberapa Ketua basis menjelaskan, bahwa berkurangnya minat konsumen menggunakan mikrolet, juga merupakan bukti kelalaian pemilik dan sopir.
“Kita semua sudah melihat dengan jelas bahwa penumpang, lebih memilih menggunakan taksi online daripada angkot, dikarenakan rasa tidak nyaman penumpang. Karenanya, kita harus memperbaiki mutu kendaraan angkutan Kota (Mikrolet), agar penumpang bisa merasa nyaman, dan bisa bersaing dengan kompetitor (Online). Misalnya angkot yang bodynya ceper diperbaiki, penampilan sopir juga kalau bisa lebih rapi dan kita juga harus mengantisipasi agar tidak ada sopir yang minum alkohol, saat berkendara,” ujar ketua basis Paal 2.
Menanggapi berbagai masukan, Ketua Organda Kota Manado, Gazali Djamaan, fisik kendaraan harus menjadi prioritas, serta mutu pelayanan kepada konsumen, harus di tingkatkan.
“Fungsi Dinas Perhubungan harus makin kita genjot bersama, dalam hal ini seperti uji kelayakan kendaraan bermotor (KIR), karena sebagain besar mikrolet belum KIR sejak tiga tahun,” ujarnya.
Ditambahkan, soal pemberlakuan aplikasi MyPertamina, dalam pengisian bahan bakar minyak (BBM) untuk kendaraan bermotor, diungkapkan Gazali, bahwa sebagian besar sopir dan pemilik kendaraan tidak keberatan, hanya saja hal ini masih perlu diasosiasikan lebih banyak.
“Kita kan tau bersama, bahwa keberadaan pertalite bersubsidi lebih banyak dinikmati oleh pengguna mobil plat hitam. Jadi dengan adanya pemberlakuan pembelian bbm dengan barcode, malah rekan-rekan sopir dan pemilik mikrolet lebih antusias dan sangat mendukung,” tandasnya.(AnQ)